- Bupati Solok Jadi Role Model untuk Pelayanan Publik, Tim Ombudsman RI Puji Capaian Kabupaten Solok
- Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Solok Sukses, Penetapan APBD 2024 Sertakan Aspirasi Masyarakat.
- Upacara Peringatan HUT Korpri ke-52, HUT PGRI Ke-78 dan Hari Guru Nasional di Kabupaten Solok
- Inovasi TPID Kabupaten Solok: Aksi Gerakan Menanam Cabai sebagai Langkah Efektif dalam Pengendalian Inflasi Daerah.
- Pertandingan Persahabatan Antar Forkopimda Kabupaten Solok: Bupati Epyardi Asda Beraksi di Gelanggang Olahraga Batubatupang Koto Baru
- Sosialisasi dan Optimalisasi Perkembangan Paud Holistik Integratif (HI) Untuk Menciptakan Generasi Emas
- Tolak Money Politik Berhadiah 10 juta di Kabupaten Solok
- Tabligh Akbar Dalam Rangka Memperingati HUT Korpri Ke-52 di Kabupaten Solok
- Kunjungan Kerja dan Temu Ramah Bupati Solok Bersama Masyarakat Ke Nagari Batang Barus
- Kunjungan Kerja Bupati Solok dan Temu Ramah Bersama Masyarakat Nagari Aie Dingin
Diskusi Panel dan Manajemen Kasus Stunting di Kabupaten Solok

Arosuka-(Kominfo). Bupati Solok Capt. H. Epyardi Asda, Dt. Sutan Majo Lelo, M.Mar yang dalam hal ini di wakili oleh staf ahli bidang Ekonomi Pembangunan dan Keuangan Eva Nasri, S.H.,M.M menghadiri dan membuka secara resmi diskusi panel manajemen kasus Stunting ke II Kabupaten solok tahun 2022 di Ruang Pertemuan D'Relazion cafe & resto Kota Solok Selasa (15/11/2022).
Baca Lainnya :
- Peingati HKN, Sekda Medison Himbau Agar Tenakes Memberikan Pelayanan Yang Prima. 0
- Syahrial Menyerahkan secara Simbolis kendaraan Dinas Roda Dua kepada Calon Akseptor KB.0
- Bupati Solok Lakukan Inspeksi ke PT. Tirta Investama0
- Dandim 0309 Solok Pimpin Upacara Peringatan Hari Pahlawan di Kabupaten Solok0
- Skala Prioritas Pembangunan 2023 akan di utamakan kepada Jalan-jalan Kabupaten Solok.0
Tampak
hadir mendampingi Bupati Solok, Kepala Perwakilan BKKBN Prov. Sumbar yang di
wakili oleh Koordinator Bidang KBKR Rismiati, S.E, Nara sumber dari tim pakar,
Dr. IGM Afridoni Aradita, Sp.A, Dr. Dodi
Faisal, Sp.OG, Avermilyus, SKM, Remi
Iskandar, M.Psi, Kepala DPPKB P3A Kab. Solok
Dr. Maryeti Marwazi, MARS, Kepala OPD di Kabupaten Solok, serta tamu undangan
lainnya.
Dinas
DPPKBP3A setelah melaksanakan acara penyerahan secara seremonial kendaraan
bermotor roda dua antar jemput akseptor KB yang diserahkan kepada koordinator
KB dilapangan di seluruh kecamatan di Kab Solok pada Senin 14/11/2022, dan hari
ini Selasa (15/11/2022) kembali melakukan kegiatan berupa acara Diskusi panel
manajemen kasus stunting ke II Kabupaten Solok tahun 2022.
Kasi
kesertaan Ber-KB Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Herliza, dalam laporannya
mengatakan tujuan kegiatan diskusi panel dan manajemen kasus stunting tersebut
di adakan adalah melakukan intervensi
penurunan stunting melalui pendampingan keluarga yang memiliki manajemen yang
baik, responsif dan efektif. mendapatkan pokok permasalahan, solusi dan
treatment yang tepat pada kasus stunting yang masih membutuhkan pembahasan
lebih lanjut.
Menyambung
hal tersebut, Kepala perwakilan BKKBN Provinsi Sumatera Barat yang diwakili
oleh Koordinator Bidang KBKR Rismiati, S.E mengatakan, pemerintah telah
menetapkan stunting sebagai Isu Ironitas Nasional.
Komitmen
ini terwujud dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN)
2020-2024 dengan target penurunan yang signifikan.
Ia
menyebutkan berdasarkan data SSGI (Studi Status Gizi Indonesia) tahun 2021,
prevelensi balita stunting (tinggi badan menurut umur) berdasarkan Kab/Kota di
Provinsi di Indonesia, Kabupaten Solok berada pada prevelensi 40,1 persen
dengan rata-rata untuk Provinsi Sumatera Barat adalah 23,3 persen.
Lanjutnya,
di tahun 2022 di harapkan angka stunting berada di angka 18,49 persen.
"Dengan usaha dan kerja keras bersama, prevalensi di Kabupaten Solok ini
bisa turun sesuai harapan".
Di
harapkan pada tahun 2023 angka turun menjadi 15,44 persen dan pada tahun 2024
menjad 14 persen.
Staf
Ahli Bid. Ekonomi Pembangunan dan Keuangan Eva Nasri mengatakan bahwa,
Pembangunan sumber daya manusia berkualitas merupakan pilar bagi pencapaian
visi Indonesia 2045
Yaitu
manusia Indonesia yang memiliki kecerdasan yang komprehensif, damai dalam interaksi
sosialnya dan berkarakter kuat, sehat menyehatkan dalam interaksi alamnya dan
berperadaban unggul, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan
nasional. Visi misi tersebut akan sulit tercapai jika permasalahan gizi di
Indonesia tidak diatasi secara serius.
Dengan
adanya peraturan presiden nomor 72 tahun 2022 tentang percepatan penurunan
stunting, strategi yang perlu di optimalkan adalah menurunkan prevelensi stunting, meningkatkan kualitas penyiapan kehidupan
berkeluarga, menjamin pemenuhan asupan
gizi, meningkatkan pola asuh, meningkatkan akses dan kualitas pelayanan
kesehatan, meningkatkan akses air minum dan sanitasi
Dalam
penyelenggaraan percepatan penurunan stunting, perlu dilakukan tinjauan kasus
stunting dari tim pakar sesuai keahlian masing-masing baik dari ahli dokter
anak, dokter Obgyn, psikologi dan ahli gizi yang akan memberikan masukan dan
tindakan percepatan penurunan stunting secara efektif, konvergen dan
terintegrasi dengan melibatkan lintas sektor di setiap tingkatan wilayah mulai
dari kabupaten hingga ke tingkat nagari yang di kenal dengan tim pelaksana
percepatan penurunan stunting (TPPS).
Lanjutnya,
intervensi stunting harus di mulai dari hulu yaitu kepada remaja dan calon
pengantin,"pastikan remaja-remaja memahami akan pentingnya kebuthan gizi
sejak dari remaja serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat".
Pemantauan
kepada ibu hamil sampai punya anak balita dapat dilakukan agar masa emas 1000
hari pertama kehidupan (1000 HPK) berjalan optimal baik disisi kesehatan maupun
pola asus yang diterapkan. Kemudian keluarga yang memiliki pasangan usia subur
pasca persalinan agar mendapatkan pelayanan KB agar dapat mengatur jarak
kehamilan dari sebelumnya, sehingga optimal pengasuhan dan kasih sayang kepada
anak yang dilahirkan.
Ia
berharap, TPPS ini dapat berperan secara efektif, konvergen dan terintegrasi
dengan melibatkan lintas sektor terkait, penajaman strategi intervensi dari
hulu melalui kegiatan prioritas mencegah lahirnya anak stunting, mengoptimalkan
peran tim pendamping keluarga yang sudah terbentuk sebanyak 196 tim se
kabupaten solok kepada calon pengantin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan/ ibu
menyusui dan keluarga yang mempunyai anak 0-5 tahun.
Dalam
pertemuan tersebut, Kecamatan yang di hadirkan dan menjadi sasaran angka
penurunan stunting adalah Kecamatan IX Koto Sungai lasi, hal ini menurut data statistik angka stunting di
kecamatan tersebut lebih tinggi dari kecamatan-kecamatan lain di Kabupaten
Solok.
Selanjutnya
perwakilan BKKBN Provinsi Sumbar dan Kepala DPPKB P3A Kabupaten Solok
memberikan bantuan kepada keluarga Sasaran. Acara dilanjutkan dengan Diskusi
Panel. (Admin)
